Antara Kebebasan dan Ketertundukan Hirarki Organisasi

Foto  : ilustrasi para pengendali organisasi sedang berdiskusi tentang pelaksanaan program.

Kota Probolinggo, kabarprobolinggo.com  - Organisasi atau perkumpulan hakekatnya merupakan wadah sekelompok orang yang memiliki visi dan tujuan yang sama, mereka bekerjasama, berpikir, berencana, melangkah secara terkendali sesuai ketentuan yang menjadi kesepakatan dalam organisasi. 

Lebih dari itu oganisasi harus mampu secara maksimal memanfaatkan sumberdaya manusianya, finansial, materiil, metode dan lingkungan organisasi. 

Dalam organisasi berlaku apa yang disebut Ketertundukan pada hirarki jabatan, ini penting guna memastikan efisiensi, koordinasi, kejelasan tanggung jawab, dan aliran informasi yang teratur, hal ini membantu organisasi mencapai tujuan kolektifnya.  

Tanpa hirarki, organisasi dapat mengalami kekacauan, kurangnya efektivitas, dan kesulitan dalam mengelola sumber daya dan tugas.  

Pentingnya Ketertundukan pada Hirarki, semestinya menjadi komitmen individu pemegang kendali organisasi maupun anggota.

Hirarki memastikan bahwa setiap pengendali organisasi mengetahui tugas dan perannya masing-masing, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien dan sesuai dengan tujuan organisasi.  

Dengan adanya rantai komando yang jelas, setiap fungsi organisasi dapat dikontrol dari atas ke bawah, memastikan adanya keselarasan dan mencegah tindakan yang tidak terkoordinasi.  

Hirarki menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang menjadi wewenangnya, yang memudahkan penilaian kinerja dan akuntabilitas setiap individu. 

Dalam situasi yang membutuhkan koordinasi untuk menyelesaikan masalah, hirarki menyediakan struktur kepemimpinan yang memungkinkan pengambilan keputusan dan tindakan yang cepat dan efektif.  

Disamping itu hirarki menciptakan ketertiban dan stabilitas dalam organisasi, mencegah kekacauan yang bisa timbul jika setiap individu bertindak secara independen tanpa arahan yang jelas. 

Dengan adanya ketertundukan pada hirarki, organisasi dapat berjalan secara terorganisir dan mencapai tujuan profesionalnya dengan lebih baik.  

Penting untuk diketahui hahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah organisasi.

Kepemimpinan kolektif kolegial tampaknya lebih tepat diterapkan.Sistem ini menekankan pada kerjasama, musyawarah, dan kebersamaan untuk mencapai tujuan organisasi, meminimalkan dominasi individu, dan memastikan keputusan diambil secara matang dan adil melalui proses yang transparan.  

Dikutip dari septa.kemenkumjogja.id, seorang Filsuf bernama Friedrich Nietzsche mengangkat pentingnya manusia menjadi otentik dan berkehendak kuat. Dalam konteks organisasi, individu seperti ini adalah inovator, pemecah masalah, dan pelopor perubahan. Namun, terlalu banyak kehendak bebas dapat menciptakan friksi sosial, konflik nilai, dan keruntuhan struktur bersama. 

Organisasi tidak hidup dari kebebasan individu semata, tapi dari koordinasi dan harmoni. semakin bebas individu, semakin rapuh sistem kolektif. Tapi tanpa kebebasan, organisasi mati dalam stagnasi. (*/Red)


Post a Comment

0 Comments

Info terkini