Dorong Penurunan Stunting, Diperta Berikan Pelatihan Budidaya Tanaman Pekarangan

Fotopraktisi lapangan yang telah berhasil menerapkan budidaya tanaman terpadu (20/8/2025).

Probolinggo , kabarprobilinggo.com – Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo terus mengintensifkan upaya penanggulangan stunting dengan pendekatan berbasis keluarga dan komunitas. Terbaru, Diperta bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK TP PKK Kabupaten Probolinggo menggelar pelatihan budidaya tanaman pekarangan yang menyasar keluarga dengan risiko stunting.

Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Kalikajar Kulon dan Kalikajar Wetan Kecamatan Paiton pada Rabu (20/8/2025). Pelatihan ini diikuti oleh pengurus TP PKK kecamatan dan desa, Babinsa, kepala desa, kader Posyandu hingga perwakilan keluarga berisiko stunting. Pelatihan ini bukan sekedar praktik bertani, namun menyentuh aspek literasi keuangan, edukasi gizi dan peningkatan ketahanan pangan keluarga.

Ketua Pokja III TP PKK Kabupaten Probolinggo Titin Arif Kurniadi membawakan materi literasi keuangan dan gizi keluarga melalui budidaya tanaman pekarangan. Selain itu, anggota TP2D Kabupaten Probolinggo Dr. Ahmad Fawaid menyampaikan percepatan penurunan stunting melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara maksimal.

Sesi dilanjutkan oleh praktisi lapangan yang telah berhasil menerapkan budidaya tanaman terpadu. Suhaeri, petani milenial sekaligus Ketua Kelompok Tani (Poktan) Abdi Tani Tiga Desa Alastengah Kecamatan Paiton memberikan materi teknis pelatihan budidaya tanaman pekarangan secara terpadu. Kemudian, Ketua Poktan Sakti 2 Desa Alassapi Kecamatan Banyuanyar Nur Azizah memulai pembuatan makanan sehat berbahan dasar sayuran.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Diperta juga menyalurkan bantuan berupa benih sayuran seperti bayam, sawi, kangkung serta pupuk organik dan polibag. Bantuan ini diberikan kepada lima desa meliputi Desa Kedungcaluk dan Dawuhan Kecamatan Krejengan serta Desa Kalikajar Kulon, Kalikajar Wetan dan Jabung Sisir Kecamatan Paiton.

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Plh Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Evi Rosella mengatakan program ini bertujuan memaksimalkan potensi pekarangan rumah untuk menambah asupan gizi keluarga sekaligus menjadi sumber pendapatan tambahan.

“Pemanfaatan lahan pekarangan yang tepat dapat berdampak langsung terhadap peningkatan gizi dan ekonomi keluarga. Ini menjadi salah satu langkah konkrit dalam mengatasi stunting,” ujarnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa per Agustus 2025 Kabupaten Probolinggo menghadapi 1.842 kasus keluarga berisiko stunting. Di Kecamatan Paiton saja, tercatat 65 kasus aktif. Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.

“Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya konsumsi sayuran. Sehubungan hal ini perlu dilaksanakan pelatihan budidaya tanaman pekarangan sebagai bentuk nyata aksi konvergensi percepatan penurunan stunting bagi keluarga beresiko stunting,” jelasnya.

Program ini mendapat dukungan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025 melalui sub kegiatan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Petani di tingkat kecamatan dan desa. “Dengan adanya pendanaan ini, program pelatihan dapat dilaksanakan secara merata dan berkelanjutan,” terangnya.

Dengan pendekatan edukatif, partisipatif dan berkelanjutan, Evi berharap pelatihan ini bisa menjadi model penanggulangan stunting berbasis masyarakat yang efektif dan berdampak nyata.

“Dengan adanya kegiatan ini kami berharap bisa membuka wawasan, pengetahuan dan keterampilan para peserta. Sekaligus bisa menularkan ilmunya kepada keluarga risiko stunting lainnya sehingga penurunan risiko keluarga stunting bisa berkurang secara signifikan,” tutupnya. (*/Sudar)

Post a Comment

0 Comments

Info terkini