Kota Probolinggo, kabarprobolinggo .com - Suasana lebaran masih terasa di SMKN 1 Probolinggo bersamaan digelarnya acara Halal Bihalal keluarga besar SMKN 1 Probolinggo, dengan tema "Raih Ketenangan Banyak Kemenangan", bertempat diruang Bromo Inspiration SMKN 1 Jl. Mastrip no.357 Probolinggo, pada Selasa (8/4/25).
Pada acara tersebut, keluarga besar SMKN 1 Probolinggo mengundang pembicara Ustadz Wachid dari Probolinggo yang menyampaikan tausiyahnya dengan nada santai serta bersahaja berupa pesan keseharian yang penuh makna yakni "loman, senyum dan bahagia".
Acara tersebut mengalir dengan tidak membosankan, diisi dengan sedikit sambutan banyak hiburan, dari lagu bernuasa lebaran, pantun hingga pembagian doorprize bagi yang hadir.
Hadir dalam acara tersebut seluruh guru dan karyawan yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas. Hadir Juga sebagai undangan yakni ketua dan pengurus komite, pengawas pembina aktif serta pengawas maupun kepala sekolah yang sudah purnatugas.
kegiatan tersebut bertujuan agar lebih mempererat tali silaturahmi keluarga besar SMK 1 Probolinggo. Halal adalah halal yang thayyib, yang baik lagi menyenangkan. Seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur’an agar setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap Muslim merupakan sesuatu yang baik dan menyenangkan bagi semua pihak. lebih dari itu yakni berbuat baik meskipun terhadap orang yang pernah melakukan kesalahan kepadanya.
Berbuat baik tidak harus dengan harta benda, berbuat baik dengan memberikan aura positif berupa senyuman yang membuat orang juga menjadi senang dan bahagia.
Kepala SMKN 1 Probolinggo, Dwi Anggraeni dalam sambutannya mengawali dengan menyampaikan pantun, yang disambut dengan suka cita.
Dalam acara ini, Dwi Anggraeni menyampaikan pentingnya semangat juang dalam bekerja, membiasakan mencari solusi menghadapi berbagai tantangan dalam pendidikan, tidak boleh surut semangat untuk mengingatkan kejadian konvergensi pada masing-masing individu untuk mempererat hubungan dalam wadah keluarga besar SMKN 1 Probolinggo.
"Jangan pernah surut semangat untuk mengingat kejadian Konvergensi diri yang tentu saja untuk mempererat hubungan kita sebagai satu keluarga besar," pesannya.
Lebih jauh Dwi menyampaikan ucapan pemohonan maaf baik pribadi maupun mewakili instansi atas sikap dalam pergaulan keseharian maupun keputusan yang diambil selama ini yang tidak berkenan dihati.
"Dalam hidup ini, bapak ibu guru maupun kami dalam pergaulan sehari-hari ada hal yang tidak berkenan, tingkah yang menyinggung atau keputusan yang tidak menyenangkan, maka pada kesempatan ini, saling membuka hati, saling memaafkan menuju kebaikan dikehidupan selanjutnya,"
Sementara itu dalam tausiyahnya, Ustadz Wachid menyampaikan bahwa interaksi dalam keluarga itu banyak dilakukan kesalahan, khususnya hubungan suami istri, perlu banyak saling memaafkan.
Demikian juga dalam pergaulan pada umumnya, Ia memberikan gambaran bahwa kesalahan yang disengaja itu biasa, tapi kesalahan yang tidak disengaja adalah luar biasa, jauh lebih banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
"Ketika di jalan kita melihat seseorang yang badannya kurus tinggi, kita mengatakan kayak tiang listrik" katanya sambil tertawa.
"Ketika kita ketemu dengan orang yang pendek kita mengatakan, itu tubuhnya semampai, semeter tak sampai" tambahnya, diiringi gelak tawa yang hadir.
Pada akhir tausiyahnya, Ustadz Wachid menerangkan, tanda-tanda orang yang diterima puasanya itu loman, penuh senyum dan bahagia.(*/Por)
0 Comments